Sosial Media | Antara Perilaku Sosial Dan Gaya Hidup

Mufid

Sosial Media | Antara Perilaku Sosial Dan Gaya Hidup – Hidup pada masa ini tidak akan begitu menarik bagi sebagian orang jika tidak mempunyai Akun Sosial Media. Baik itu Facebook, Twitter, Path, Instagram, Line, BBM, WhatsApp, Pinterest, dan masih banyak lagi macam sosial media yang ada di Dunia Maya. Lambat laun, sosial media sendiri menjadi sebuah Gaya Hidup yang tidak bisa dipungkiri dan semakin digandrungi oleh penggunanya. 
ilustrasi sosial media | sumber: pesanlogo.com
Masalahnya, seiring dengan tumbuh dan berkembangnya pengguna Sosial Media, utamanya di Indonesia, membuat beberapa persoalan yang kadangbisa membuat seseorang resah dan merasa khawatir untuk menggunakan Sosial Media. Menurut Pondokgue sendiri, sosial media memiliki beberapa efek berupa perubahan prilaku sosial bagi penggunanya, dan hal itu bisa saja negatif dan bisa saja positif. Sebagai contoh efek Negatif jika seseorang merubah gaya hidup sosial menjadi gaya hidup sosial media terkadang orang itu akan merasa bahwa kehidupan nyata mereka berada di dunia maya. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan kiprah manusia sendiri sebagai Makhluk Sosial, bukan Makhluk Sosial Media bukan? 🙂
Untuk efek positifnya yaitu bahwa pengguna bisa memanfaatkan sosial media dengan baik dan bijak, seperti mengunakan sosial media sebagai sarana untuk mencari informasi dan tentu saja tidak sampai lupa waktu. Selain itu juga pengguna bisa memanfaatkan sosial media sebagai sarana untuk mengembangkan bisnis atau untuk branding bisnis yang akan dan ingin kamu lakukan. Jadi, mana yang akan kalian ambil? Sisi negatif atau sisi positifnya? 
Baca Juga:   Sejarah dan Perkembangan Pesantren (Bagian -2)

Mufid

Mufid adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu al-Qur'an dan Tafsir yang kebetulan terjun bebas di dunia Blogging dan Enterpreneur | Karena sejatinya yang senantiasa berubah adalah perubahan itu sendiri - Cicero

Tags

Related Post

1 thought on “Sosial Media | Antara Perilaku Sosial Dan Gaya Hidup”

  1. Contoh memanfaatkan sosmed yang positif itu sebagai sarana jualan ya, Bro. Sayang aku nggak pandai dagang.

    Reply

Leave a Reply to Kang Kombor Cancel reply