Peran Farmasis Saat Bencana: Peran Strategis di Tengah Situasi Darurat

Mufid

17/05/2025

4
Min Read
Peran Farmasis Saat Bencana

Pondokgue.comBencana alam maupun non-alam—seperti gempa bumi, banjir, erupsi, pandemi, atau kebakaran besar—selalu memunculkan situasi krisis yang menuntut respon cepat dan terkoordinasi dari berbagai lini.

Salah satu lini yang sering tidak terlalu terlihat namun sangat penting adalah farmasi. Dalam konteks ini, peran farmasis saat bencana sangat vital, baik dalam pengelolaan obat-obatan darurat, logistik medis, hingga edukasi dan perlindungan masyarakat.

Farmasis bukan hanya pengatur stok gudang, melainkan tenaga kesehatan yang dapat menjamin ketersediaan obat dan alat medis yang aman, tepat, dan cepat diakses saat kondisi kritis.

Mengapa Peran Farmasis Saat Bencana Penting?

Dalam kondisi darurat, kebutuhan medis meningkat tajam, akses terhadap fasilitas terganggu, dan risiko kesalahan distribusi atau penyaluran bantuan meningkat. Tanpa pengelolaan logistik farmasi yang baik, dampak bencana bisa semakin parah karena:

  • Obat tidak tersedia tepat waktu atau dalam jumlah cukup
  • Obat tidak disimpan dengan baik dan menurun kualitasnya
  • Alur distribusi tidak efisien dan terjadi penumpukan di titik tertentu
  • Tidak ada tenaga yang memastikan keamanan, tanggal kedaluwarsa, dan penyalahgunaan
  • Edukasi penggunaan obat darurat tidak tersampaikan dengan benar

Inilah alasan mengapa farmasis harus dilibatkan dalam setiap tahap kesiapsiagaan, respon, dan pemulihan bencana.

Peran Farmasis dalam Siklus Manajemen Bencana

Peran farmasis dalam manajemen bencana tidak hanya terbatas pada saat kejadian berlangsung. Mereka turut berperan dalam setiap fase krisis—sebelum, selama, dan setelah bencana—dengan pendekatan yang sistematis dan berbasis keselamatan pasien.

Berikut adalah gambaran peran strategis farmasis dalam setiap tahapan siklus kebencanaan yang sering kali tidak terlihat, namun sangat berdampak.

1. Kesiapsiagaan (Pre-bencana)

  • Membuat daftar obat esensial untuk bencana dan menyiapkan emergency kit
  • Berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penempatan stok cadangan
  • Melatih relawan dan petugas lapangan tentang pengelolaan obat darurat
  • Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang obat-obat darurat (misalnya oralit, antiseptik, antinyeri)
Baca Juga:   Cara Baca Komik One Piece Chapter 1112 Online Bahasa Indonesia

2. Respon Cepat Saat Bencana

  • Menyiapkan dan mendistribusikan logistik obat ke titik pengungsian
  • Menjamin keamanan penyimpanan obat di lapangan (suhu, kelembaban, kontaminasi)
  • Memberikan informasi dan edukasi langsung kepada masyarakat pengungsi tentang cara penggunaan obat

3. Pemulihan (Pasca-bencana)

  • Melakukan audit stok dan pembersihan obat rusak atau kadaluarsa
  • Mengatur ulang rantai pasok untuk pelayanan kesehatan reguler
  • Mendukung pelayanan kesehatan lanjutan untuk trauma atau penyakit pasca-bencana

Tantangan yang Dihadapi Farmasis di Situasi Bencana

Meski peran farmasis sangat penting dalam situasi bencana, pelaksanaannya di lapangan masih menghadapi banyak tantangan, baik dari sisi sistem, kesiapan individu, hingga koordinasi lintas sektor.

1. Minimnya Pelatihan dan Simulasi Tanggap Bencana Khusus Farmasis

Sebagian besar pelatihan kebencanaan lebih banyak difokuskan pada tim medis atau logistik umum. Farmasis sering kali tidak dilibatkan dalam simulasi bencana atau pelatihan tanggap darurat. Hal ini membuat mereka kurang siap saat benar-benar terjun ke lapangan, terutama dalam hal kecepatan respon dan improvisasi logistik di kondisi darurat.

2. Keterbatasan Akses ke Lokasi Bencana

Saat terjadi bencana besar, banyak lokasi terdampak yang sulit dijangkau karena akses jalan putus, komunikasi terputus, atau keamanan tidak kondusif. Farmasis yang bertugas membawa atau mengelola obat-obatan tidak selalu mendapatkan akses prioritas, padahal distribusi obat sangat krusial di awal bencana.

3. Tidak Masuknya Farmasis dalam Struktur Tim Tanggap Daerah

Di beberapa wilayah, struktur organisasi tanggap bencana daerah (BPBD) belum memasukkan farmasis sebagai bagian dari tim inti. Akibatnya, keterlibatan farmasis sering bersifat pasif atau terbatas pada pengiriman logistik saja, bukan dalam pengambilan keputusan atau perencanaan distribusi.

4. Ketiadaan Sistem Logistik Farmasi yang Siap Pakai

Tidak semua daerah memiliki modul logistik farmasi darurat atau daftar obat esensial bencana yang diperbarui secara berkala. Ini membuat proses pengumpulan, pengepakan, hingga pendistribusian obat di saat krisis menjadi lambat dan rentan kesalahan.

Baca Juga:   Pengaruh Digitalisasi Pelayanan Apotek Terhadap Kualitas Layanan Obat

5. Kendala Komunikasi dan Minimnya Data Real-Time

Dalam situasi darurat, komunikasi antara posko kesehatan, fasilitas penyimpanan obat, dan tim distribusi bisa terputus. Farmasis kesulitan mengupdate data kebutuhan di lapangan, lokasi dengan krisis stok, atau kondisi penyimpanan vaksin. Tanpa data real-time, respon bisa melambat dan tidak merata.

6. Kurangnya Standar Operasional untuk Manajemen Farmasi Saat Bencana

Banyak farmasis belum memiliki panduan teknis tentang bagaimana mengelola obat, vaksin, alat kesehatan, dan pelaporan farmasi dalam situasi bencana. Padahal SOP sangat diperlukan agar tindakan tetap aman, efisien, dan sesuai regulasi.

Menghadapi tantangan ini, penting untuk meningkatkan kapasitas farmasis melalui pelatihan kebencanaan khusus, mendorong keterlibatan formal dalam struktur tanggap darurat, serta membangun sistem informasi logistik farmasi berbasis data yang tangguh bahkan dalam kondisi krisis.

Peran PAFI Rajapolah dalam Meningkatkan Kapasitas Farmasis untuk Situasi Bencana

Organisasi seperti PAFI Rajapolah mendukung peningkatan kapasitas farmasis dalam kesiapsiagaan bencana melalui:

  • Workshop logistik farmasi bencana dan manajemen risiko
  • Simulasi tanggap bencana bersama BPBD dan Dinas Kesehatan
  • Edukasi kepada masyarakat soal penyimpanan obat saat darurat
  • Penyusunan modul obat esensial untuk keadaan krisis

Info selengkapnya bisa kamu akses di: https://pafirajapolah.org/

Kesimpulan: Farmasis, Garda Penting dalam Tanggap Darurat

Peran farmasis saat bencana bukan hanya di gudang atau apotek. Mereka adalah garda penting dalam menjamin logistik kesehatan berjalan lancar, membantu masyarakat memahami penggunaan obat yang benar, dan memastikan pelayanan farmasi tetap aman meskipun dalam keterbatasan.

Di balik tenda darurat dan logistik medis, ada peran farmasis yang sering tak terlihat, tapi sangat menentukan keselamatan banyak orang.

Leave a Comment

Related Post