Berbagai Fakta Menarik tentang Kelelawar Ekor Panjang Selandia Baru
Kelelawar ekor panjang Selandia Baru, atau yang dikenal dengan nama ilmiahChalinolobus tuberculatus, memiliki berbagai ciri khas yang membuatnya unik dibandingkan spesies lain. Selain dikenal sebagainew zealand long-tailed bat, mereka juga disebut sebagailong-tailed wattled bat. Nama lokal mereka adalahpekapeka-tou-roa. Spesies ini termasuk dalam keluargaVespertilionidaedan memiliki berbagai julukan yang cukup banyak, sehingga perlu dipahami agar lebih familiar.
Ukuran kecil menjadi salah satu ciri utama dari spesies ini. Beratnya hanya sekitar 8-12 gram, dengan tubuh berwarna cokelat dan ekor panjang yang terhubung ke kaki belakang melalui selaput kulit bernamapatagium. Ciri ini membedakan mereka dari kelelawar ekor pendek Selandia Baru (new zealand short-tailed bat). Meski informasi mengenai mereka tidak begitu banyak, beberapa fakta menarik bisa membantu memahami gaya hidup mereka di alam liar.
1. Lebih Mudah Ditemukan Daripada Kelelawar Ekor Pendek
Dulunya, kelelawar ekor panjang Selandia Baru tersebar luas di berbagai wilayah seperti Stewart Island, Little Barrier, Great Barrier Island, dan Kapiti Island. Mereka lebih mudah ditemukan dibandingkan kerabatnya, kelelawar ekor pendek. Sayangnya, saat ini mereka diklasifikasikan sebagainationally critical, yang berarti hampir punah. Mereka sering terlihat saat senja ketika beterbangan di tepian hutan. Bahkan, mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan pedesaan dan perkotaan. Pada tahun 2018, dua spesies kelelawar ekor panjang di pulau utara dan selatan dinyatakan sebagai satu spesies.
2. Teknik Berburu yang Cepat dan Tidak Terlalu Pemilih
Kelelawar ekor panjang Selandia Baru memiliki teknik berburu yang cepat. Mereka langsung memakan mangsa setelah menangkapnya sambil terbang di udara. Karena tidak terlalu pemilih, mereka dijuluki sebagaiinsect generalist, artinya akan memakan segala jenis serangga yang ditemuinya. Namun, makanan favorit mereka adalah lalat, ngengat, dan kumbang.
3. Kemampuan Komunikasi dan Terbang yang Luar Biasa
Cara berkomunikasi kelelawar ini menggunakan suara ekolokasi berfrekuensi rendah, yang hanya bisa didengar oleh sebagian orang. Kecepatan terbang mereka mencapai 60 km/jam, menjelajahi area seluas 100 kilometer persegi. Selain itu, mereka juga menjadi inang utama dari kutu kelelawar karena suhu tubuh dan metabolisme yang sangat bervariasi. Jika dapat bertahan dari pemangsa dan penyakit, kelelawar ini bisa hidup hingga lebih dari sembilan tahun.
4. Bergantung pada Berbagai Jenis Tanaman Hutan
Hidup di alam liar membuat kelelawar ini memanfaatkan berbagai jenis hutan, termasuk hutan perkebunan di North Islands dan South Islands. Mereka menggunakan hutan sebagai tempat mencari makan, bertengger, dan bersarang. Beberapa kali mereka juga mengunjungi hutan asli, hutan eksotik, hutan terbuka, dan area yang sudah ditebang. Mereka biasanya bertengger di balik kulit pohon yang megelupas atau rongga pohon mati maupun hidup.
5. Sangat Selektif Saat Memilih Sarang
Kelelawar ini sangat selektif dalam memilih lokasi sarang. Mereka lebih suka tinggal di dataran rendah, terutama di dasar lembah, dan tidak lebih dari 500 meter dari tepi hutan. Lokasi idealnya adalah bagian atas pohon berdiameter rendah yang tumbuh di area berkepadatan rendah, seperti pohonred beech.
Sebelum memasuki periode hibernasi, musim kawin mereka dimulai pada bulan Februari hingga Maret. Pada masa ini, organ reproduksi jantan membesar. Betina baru bisa melahirkan satu anak saat musim panas. Biasanya, betina akan bertengger bersama betina lain dalam koloni. Karena statusnya yangnationally critical, kelelawar ini semakin sulit ditemukan di alam liar. Selain itu, preferensi tempat bertenggernya yang berupa pohon besar membuat mereka rentan terhadap kerusakan hutan seperti penebangan pohon.
Leave a Comment